Selasa, Mei 05, 2009

Sistem Ekskresi Manusia

0 komentar
Fungsi Sistem Ekskresi
Membuang Sampah hasil metabolisme
Karbondioksida (CO2) – Paru-paru
Racun, Sampah nitrogen - Ginjal
Obat-obatan - Ginjal
Keringat – Kulit
Empedu - Hati

Ginjal - Fungsi Sistem Urinaria
Membuang sisa metabolisme :
Sampah nitrogen
Obat-obatan
Racun
Mengatur :
Keseimbangan Air dalam tubuh
Kandungan elektrolit
Asam –Basa cairan darah
Tekanan darah
Produksi sel darah merah
Pengaktifan vitamin D



Organ Sistem Urinaria
Ginjal
Ureter
Kantung Urin
Urethra

Lokasi Sistem Urinaria
Terletak di bagian dorsal tubuh
Ginjal kanan lebih rendah dari ginjal kiri
Bagian atas ginjal terdapat kelenjar adrenal

A. Struktur Ginjal
Kapsul ginjal
Korteks Ginjal – daerah luar
Medula Ginjal – daerah dalam
Pelvis Ginjal – saluran pengumpul

Aliran Darah Di Ginjal
Nefron
Unit struktural dan fungsional penyusun ginjal
Ginjal manusia disusun oleh 1 juta nefron
Tempat terjadinya pembentukkan urin
Terdiri dari 2 komponen utama :
Glomerolus
Tubulus ginjal

Badan Malphigi
Glomerolus
Merupakan kapiler yang berbentuk bola berjaring
Berhubungan dengan arteriola (pemeliharaan tekanan darah)
Arteriola afferen lebar
Arteriola efferen sempit

Lanjutan …
Fungsi : Penyaringan / filtrasi cairan darah

Tubulus Ginjal
Terdiri dari :
Bagian tubulus yang mengelilingi glomerolus disebut kapsul Bowman
Tubulus proksimal
Lengkung Henle
Tubulus Distal

Tipe-Tipe Nefron
1. Nefron Kortikal
Terletak di bagian korteks ginjal
Sebagian besar nefron termasuk ke dalam tipe ini.


2. Nefron Juxtamedular
Terletak di bagian medula ginjal

Kapiler Peritubuler
Kelanjutan dari arteriola efferen glomerulus
Normalnya, memiliki tekanan darah yang rendah
Ujung kapiler bermuara pada venula
Hampir menempel sepanjang tubulus ginjal
Mengabsorbsi kembali zat-zat tertentu dari tubulus pengumpul

Pembentukkan Urin
Urin terbentuk melalui 3 tahap :
1. Filtrasi 2. Reabsorpsi 3. Sekresi/Augmentasi

Filtrasi
Proses penyaringan darah yang kurang selektif.
Air, ion dan zat makanan serta zat terlarut di keluarkan dari darah ke tubulus proksimal.
Sel darah dan beberapa protein tetap berada di dalam darah.
Terbentuk filtrat primer di tubulus proksimal.

Reabsorpsi
Urin primer yang terbentuk di tubulus proksimal terdiri dari :
Sebagian besar air
Glukosa dan Asam Amino
Ion
Kemudian zat tersebut kemudian diserap oleh kapiler peritubuler secara aktif dan pasif.
Penyerapan terjadi di sepanjang Tubulus proksimal, Lengkung Henle, dan tubulus distal.

Proses Reabsorpsi

Sedangkan zat lainnya, yaitu sampah nitrogen berupa :
Urea
Asam Uric
Kreatinin
Beberapa Air
Akhirnya terbentuklah urin sekunder.

Sekresi – Augmentasi
Terjadi di Tubulus Distal
Beberapa zat keluar dari kapiler peritubuler ke tubulus ginjal.
H+, Ka+ dan ion potassium
Creatinin
Racun dan obat-obatan
Akhirnya urin sekunder dan senyawa diatas bergabung membentuk urin lalu bergerak menuju tubulus pengumpul untuk dikeluarkan.

Pembentukkan Urin
B. Ureter
Saluran antara ginjal dengan kandung kemih
Jumlah sepasang
Fungsi : membawa urin dari ginjal ke kandung kemih
C. Kandung Kemih
Merupakan kantung yang berfungsi untuk menampung urin sementara
Disusun oleh lapisan otot polos
Berhubungan dengan uretra
D. Uretra
Saluran yang membawa urin keluar dari tubuh
Pada wanita hanya dilalui urin saja, sedang pada pria selain dilalui urin juga dilalui sel kelamin jantan

Pengaturan Pembentukkan Urin
KELAINAN PADA SISTEM URINARIA
Batu Ginjal : adanya batu dari endapan kalsium dan garam pada pelvis ginjal.
a. Penyebab : sering menaham urin dan kurang minum

2. Diabetes Mellitus : Pada urinnya mengandung glukosa. Hal ini karena adanya kadar gula di dalam darah yang tinggi.
3. Diabetes Insipidus : Sering buang air besar yang hebat (sampai 20-30 kali). Terjadi karena kekurangan hormon ADH.

SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN
Contoh : Ikan
Ikan memiliki mekanisme ekskresi dipengaruhi oleh tempat hidupnya
Ikan air tawar memiliki cara ekskresi yang berbeda dengan ikan air laut, dalam hal pembentukkan urinnya
Ikan Air Laut
Tubuh ikan laut lebih hipotonis dari air laut sehingga air banyak yang keluar dari tubuh.
Akibatnya ikan laut banyak minum air laut untuk menutupi kehilangan air yang besar
Urin yang dihasilkan sedikit dan pekat
Ikan Air Tawar
Tubuh ikan air tawar lebih hipertonis dari lingkungannya sehingga air banyak yang masuk lewat permukaan tubuhnya.
Akibatnya ikan air tawar sedikit minum air.
Urin yang dihasilkan banyak dan encer


PERILAKU ORGANISASI

0 komentar
MATERI 8 PERILAKU ORGANISASI
KEPEMIMPINAN: EFEKTIVITAS & KEKUASAAN
DEFINISI PEMIMPIN & KEPEMIMPINAN
A Leader is an individual who influences others to act toward a particular goal or end-state (Judith R. Gordon)
Leadership is the ability to influence a group toward the achievement of goals (Stephen P.Robbins)
Managerial Leadership is a process of directing and influencing the task-related activities of group (Ralph M. Stogdill)
BEBERAPA STUDI AWAL TENTANG KEPEMIMPINAN
IOWA LEADERSHIP STUDIES (1937)
Tujuan : melihat pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap kepuasan, frustrasi dan agresi.
OHIO STATE LEADERSHIP STUDIES (1945) : Melihat dimensi kepemimpinan.
EARLY MICHIGAN STUDIES ON LEADERSHIP STYLES (1947) : melihat gaya kepemimpinan dan produktivitas.




PERKEMBANGAN STUDI KEPEMIMPINAN
The Great Man Theory
Trait Theory
Group & Exchange Theory
Situational Theory
Path- Goal Theory


THE GREAT MAN THEORY
Menurut teori ini orang bisa berhasil menjadi pemimpin yang baik, karena memang dilahirkan demikian.
Sebab kemunculan The Great man theory :
1. Anggapan / keyakinan sebagian masyarakat.
2. Sebagai konsekwensi dari anggapan studi awal tentang kepribadian yang diyakini sifatnya bawaan.
TRAIT THEORY (KEITH DAVIS)
4 CIRI UTAMA PEMIMPIN YANG BERHASIL
INTELEGENSIA
KEMATANGAN SOSIAL
INNER MOTIVATION
HUMAN RELATION ATTITUDE
CIRI-CIRI PEMIMPIN SUKSES ( STOGDILL; 1974)
Adaptable to situations
Alert to social environment
Ambitious and achievement oriented
Assertive
Cooperative
Decisive
Dependable
CIRI-CIRI PEMIMPIN SUKSES (Lanjutan)
Dominant (desire to influence others)
Energetic (high activity level)
Persistent
Self-Confident
Tolerant of Stress
Willing to assume responsibility

SKILLS PEMIMPIN SUKSES (STOGDILL; 1974)
Clever
Conceptually skilled
Creative
Diplomatic and tactful
Fluent in speaking
Knowledgeable about group task
Organized (administrative ability)
Persuasive
Socially Skilled
GROUP & EXCHANGE THEORY
Hubungan antara pemimpin dan pengikut pada dasarnya bersifat “exchange” pertimbangan untung/rugi.
Komitmen akan muncul dari pengikut jika pemimpin memberikan exchange positif (rewards).
Pemimpin harus lebih banyak memberikan rewards daripada beban (cost).
SITUATIONAL THEORY (FIEDLER)
Efektivitas pemimpin tergantung pada situasi.
Situasi kepemimpinan :
1. Favorable
2. Unfavorable
Dalam situasi yang sangat favorable dan sangat unfavorable yang efektif adalah gaya “task directed”.
Dalam situasi yang moderate Favorable dan moderate unfavorable yang efektif adalah gaya “human relations”.
PATH-GOAL LEADERSHIP THEORY (ROBERT HOUSE)
Menjelaskan dampak gaya kepemimpinan terhadap motivasi, kinerja dan kepuasan.
Gaya kepemimpinan : Directive, Supportive, Participative, Achievement Oriented.
Seorang pemimpin dapat saja menunjukkan tipe kepemimpinan yang berbeda dalam situasi yang berbeda.
EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN
KEPRIBADIAN
PENGALAMAN
HARAPAN PEMIMPIN
HARAPAN DAN PERILAKU ATASAN
KEBUTUHAN TUGAS
HARAPAN DAN PERILAKU REKAN
KARAKTERISTIK, HARAPAN & PERILAKU BAWAHAN
IKLIM DAN KEBIJAKAN ORGANISASI
POWER & INFLUENCE DALAM KEPEMIMPINAN
Influence is merely the effect of one party (the “agent”) on another (the “target”).
Power refers to an agent’s capacity to influence a target person.
Hubungan :
1. Pengaruh muncul karena ada power
2. Kekuatan Pengaruh tergantung besarnya
Power / Kekuasaan yang dimiliki.
KETERLIBATAN POWER DALAM ORGANIASI
REORGANIZATIONS
PERSONAL CHANGES
BUDGET ALLOCATIONS
PURCHACE OF MAJOR ITEMS
ESTABLISHING PERFORMANCE STANDARDS
RULES AND PROCEDURES
SUMBER POWER DALAM ORGANISASI
POSITION POWER
PERSONAL POWER
POLITICAL POWER
POSITION POWER
Formal Authority : Legitimate Power
Control Over Resources and Rewards : Reward Power
Control Over Punishment : Coercive Power
Control Over Information
Control Over The Physical Work Environment.
PERSONAL POWER
Expertise : Expert Power
Friendship / Loyalty : Referent Power
Charisma
Reputation
Performance

OUTCOME PENGGUNAAN POWER
COMMITMENT :- Internally agree
- Enthusiastic
- Great Effort
COMPLIANCE : - Willing to do
- Apathetic
- Minimal Effort
RESISTANCE

BENTUK-BENTUK RESISTANCE
Make excuses about why the request cannot be carried out.
Try to persuade the agent to withdraw the request.
Ask higher authorities to overrule the agent’s request.
Delay acting in the hope that the agent will forget about the request.
Make a pretense of complying but try to sabotage the task
Refuse to carry out the request.
POWER & OUTCOMES
Power Komit Patuh Nolak

Referent Likely Possible Possible
Expert Likely Possible Possible
Legitimate Possible Likely Possible
Reward Possible Likely Possible
Coercive Very Possible Likely
Unlikely
PROCES POLITIK UNTUK MEMBANGUN POWER
CONTROL OVER DECISION PROCESS
COALITIONS
CO-OPTATION
(By. Gary A. Yukl)
STRATEGI & TAKTIK MEMBANGUN POWER
BEING IN THE RIGHT UNIT
ENERGY AND PHYSICAL STAMINA
FOCUS
SENSITIVITY TO OTHERS
BEING EARLY & MOVING FIRST
“THE WAITING GAME”
CHANGING THE STRUCTURE
PHYSICAL SETTING
TAKTIT MEMBANGUN PENGARUH
RATIONAL PERSUASION
EXCHANGE TACTICS
LEGITIMATE REQUEST
PRESSURE TACTICS
PERSONAL APPEALS
SAAT POWER HILANG DARI SEORANG PEMIMPIN
TIME CHANGE- PEOPLE DON’T
EASY COME, EASY GO
BAD REPUTATION AND PERFORMANCE.

demografi

0 komentar
DEMOGRAFI
Pengertian dan definisi:
Bhs Yunani
DEMOS : Rakyat (penduduk)
Grafein : Menulis.
Demografi : Tulisan /karangan tentang
rakyat /penduduk.
Istilah I : Achille Guillard, 1885
Elements De statistique Humaine
on demographic compares.
……Mempelajari segala sesuatu dari kead dan sikap manusia yg dapat diukur.


Definisi
Ilmu yang mempelajari secara statistik & mathematik ttg besar, komposisi dan distribusi penduduk dan perubahan- perubahan nya sepanjang masa mll bekerjanya 5 komponen demografi yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.
(Donald J Boque)

Demografi mempelajari ttg jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta perubahan perubahannya dan sebab sebab perubahan tersebut.
(Philip M. Houser & Dudley Duncan).

Jadi dapat disimpulkan.
Demografi adalah Ilmu yang mempelajari persoalan dan keadaan perubahan penduduk, atau dengan kata lain segala hal ihwal yg berhub dgn komponen komponen perub tsb spt:
Kelahiran, kematian, migrasi, sehingga menghasilkan suatu kead dan komposisi pddk menurut umur dan jenis kelamin ttt.
Ruang lingkup
John Graunt, bapak demografi,
Dalam Bukunya natural and political observations….Made Upon the bill of mortality
Menemukan batasan batasan umum tentang:
kematian(mortality,)kelahiran (fertility), migrasi,dan perkawinan dalam hubungan dengan proses penduduk. Sehingga mencetuskan hukum hukum ttg pertumbuhan penduduk.

Thn 1937—ada kongres masalah kependudukan di Paris membuktikan scr matematik ada hub antar unsur demografi spt: kelahiran, kematian,jenis kelamin& umur ---- disebut PURE Demografi utk cabang Ilmu demografi yg sifatnya analitik-matematik.
Pure demografi-menghasilkan tehnik menghitung data kependudukan,sehingga diperoleh perkiraan pddk dimasa yg akan dtg dan masa lampau.

Mengapa proses tsb terjadi?
Perlu social Demography/kependudukan sebagai penghubung antara penduduk dgn sistem sosial.
jadi determinant &konsekuensi dari pertambahan pddk harus dianalisa sehingga mengerti tentang dinamika penduduk

Jadi yang dibahas dalam demografi adalah:
Pure demografi & kependudukan.
Data demografi, pengukuran,tehnik &model dan analisa determinant &konsekuensi dari pertambahan pddk tdk terlepas dari variabel non demografi (Ekonomi, sosiologi,geografi,psikolog,politik dsb. Merup interdiciplinary science
Tujuan demografi
1.Mempelajari kuantitas & distribusi pddk dalam suatu daerah tertentu.
2.Menjelaskan pertbhan masa lampau, penurunan, persebarannya dg data yang tersedia.
3.Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam macam aspek organisasi sosial.
4.Mencoba meramalkan pertumbuhan pddk dimasa yad, kemungkinan2 dan konsekuensinya.


Pengetahuan kependudukan berguna utk:
Pemerintah& Swasta dlm merencana:
Pendidikan,perpajakan,kemiliteran,kesejahteraan,sosial, perumahan, pertanian, Rs, pertokoan, pusat rehabilitasi.
2.Utk mengetahui berkembangnya perekonomian suatu negara( pertbhan lap kerja, prosentase pddk yg ada disektor pertanian,industri& jasa.
3. Untuk melihat peningkatan standar kehidupan :
(tingkat harapan hidup rata rata pddk.
Dinamika kependudukan
Pertumbuhan penduduk menyebabkan perubahan jumlah penduduk.
Merupakan keseimbangan yg dinamis.
antara:


Pertbhan pddkberpengaruh pada jumlah pddk dunia & susunannya.
Pertbhan pddk dipengaruhi :
Kelahiran (fertilitas)(bayi lahir +)(bayi Meninggal -)
Kematian (mortalitas)
Inmigration (imigrasi)
Out migration (Emigration)

Selisih antara kelahiran dan kematian disebut nature increase/ reprodutif change.

Selisih antara inmigration & out migration – net Migration.
Imigration = Pendatang
Out Migration = keluar.


Jadi pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh :
reproduktive change & net Migration.
Mengetahui pertbhan pddk dgn membandingkan ant 2 sensus.
Slang waktu 5- 10 tahun.
PT = P0 + (B – D) + (M1 – M0).
P0 = jlh penduduk waktu terdahulu (tahun dasar)
Pt = jlh pddk sesudah nya.
B = Kelahiran antara 2 kejadian.
D = jlh kematian ant 2 kejadian.
M1 = migrasi masuk.
M0 = migrasi keluar.
Growth rate :
CBR + CDR = menunjukkan jumlah kelahiran & kematian
per 1000 pddk/thn.

Kemungkinan yg dapat terjadi :
1. Tingkat kelahiran tinggi & kematian
tinggi.
2. Tingkat kelahiran tinggi & kematian
mulai menurun.
3. Tingkat kelahiran menurun & tingkat
kematian rendah.
4. tingkat kelahiran rendah & kematian rendah.

Model pertumbuhan penduduk
M = mortalitas (kematian)
F = fertilitas (kelahiran)
N = naik.
T = turun
S = stabil
teori kependudukan
Dalam teori kependudukan dibahas:
1. Pertumbuhan penduduk dunia
2. Masalahn so-sek dan demografi
3. Teori Maltus


Masalah yg ditemui:
Masalah sosial dan ekonomi.
Adanya perkembangan IPTEK dalam obat obatan --- angka kematian menurun dan angka kelahiran tetap tinggi(tiap tahun jlh penduduk +- 90 juta).
negara berkembang jlh penduduk #
terkendali----(timbul masalah : gizi,lap pekerjaan,tingkat kelahiran&kematian tetap tinggi.

Oleh sebab itu dijalankan program kependudukan &kesehatan (KB,dll).
Indonesia: masalah pddk yg besar.
persebaran penduduk yg tidak merata.
struktur umur muda.
Negara maju jlh pddk terkendali.


Pertumbuhan pddk dunia--- besarnya pddk, ekonomi, dan distribusi pddk mempengaruhi kegiatan sosial ekonomi.

Keadaan ekonomi dan lingkungan --- menentukan tingkat dan pola kelahiran,kematian dan migrasi.

Teori Maltus:
Pada abad ke 18 (thn 1798) fertilitas dan mortalitas sebanding.

Kenaikan populasi terjadi secara eksponensial menurut waktu.

Eksponensial : laju pertumbuhan mula cepat kemudian melambat sesuai dengan waktu.
Teori Transisi demografi (menerangkan perubahan penduduk)
Tahap Peralihan kead demografis:
1. Tingkat kelahiran dan kematian tinggi.
Penduduk tetap/naik sedikit.
anggaran kesehatan meningkat.
Penemuan obat obatan semakin maju.
Angka kelahiran tetap tinggi.

2. Angka kematian menurun,tingkat kelahiran
masih tinggi---pertumbuhan pddk meningkat.
Adanya Urbanisasi.
usia kawin meningkat.
Pelayanan KB > Luas.
pendidikan meningkat.

3.Angka kematian terus menurun, angka
kelahiran menurun---- laju pertumbuhan
penduduk menurun.
4.Kelahiran dan kematian pada tingkat
rendah pertumbuhan penduduk kembali
seperti kategori I--- mendekati nol.
Keempat kategori ini akan didialami oleh
negara yg sedang melaksanakan
pembangunan ekonomi
Struktur & persebaran penduduk
Membahas :
- komposisi pddk
- Persebaran penduduk.
Guna pengelompokan penduduk:
1. Mengetahui human resources yg ada
menurut umur &jenis.
2. Mengambil suatu kebijakan yg berhub dengan penduduk.
3. Membandingkan kead satu penduduk dg pddk
lain.
4. Melalui gambaran piramid pddk dapat diket proses demografi yg telah terjadi pada pddk.

0 komentar
ANALISA GAS DARAH
(AGD)

A. Definisi
Gas darah arteri memungkinkan utnuk pengukuran pH (dan juga keseimbangan asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun. Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari penilaian analisa gas darah dan keseimbangan asam basa saja, kita harus menghubungkan dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya.
Pada dasarnya pH atau derajat keasaman darah tergantung pada konsentrasi ion H+ dan dapat dipertahankan dalam batas normal melalui 3 faktor, yaitu:



 Mekanisme dapar kimia
Terdapat 4 macam dapar kimia dalam tubuh, yaitu:
1. Sistem dapar bikarbonat-asam karbonat
2. Sistem dapar fosfat
3. Sistem dapar protein
4. Sistem dapar hemoglobin
 Mekanisme pernafasan
 Mekanisme ginjal
Mekanismenya terdiri dari:
1. Reabsorpsi ion HCO3-
2. Asidifikasi dari garam-garam dapar
3. Sekresi ammonia

B. Gangguan asam basa sederhana
Gangguan asam basa primer dan kompensasinya dapat diperlihatkan dengan memakai persamaan yang dikenal dengan persamaan Henderson-Hasselbach.
Persamaan ini menekankan bahwa perbandingan asam dan basa harus 20:1 agar pH dapat dipertahankan dalam batas normal. Persamaan ini juga menekankan kemampuan ginjal untuk mengubah bikarbonat basa melalui proses metabolik, dan kemampuan paru untuk mengubah PaCO2 (tekanan parsial CO2 dalam darah arteri) melalui respirasi. Nilai normal pH adalah 7, 35- 7,45.
Perubahan satu atau dua komponen tersebut menyebabkan gangguan asam dan basa. Penilaian keadaan asam dan basa berdasarkan hasil analisa gas darah membutuhkan pendekatan yang sistematis. Penurunan keasaman (pH) darah < 7,35 disebut asidosis, sedangkan peningkatan keasaman (pH) > 7,45 disebut alkalosis. Jika gangguan asam basa terutama disebabkan oleh komponen respirasi (pCO2) maka disebut asidosis/alkalosis respiratorik, sedangkan bila gangguannya disebabkan oleh komponen HCO3 maka disebut asidosis/alkalosis metabolik. Disebut gangguan sederhana bila gangguan tersebut hanya melibatkan satu komponen saja (respirasi atau metabolik), sedangkan bila melibatkan keduanya (respirasi dan metabolik) disebut gangguan asam basa campuran.
Langkah-langkah untuk menilai gas darah:
1. Pertama-tama perhatikan pH (jika menurun klien mengalami asidemia, dengan dua sebab asidosis metabolik atau asidosis respiratorik; jika meningkat klien mengalami alkalemia dengan dua sebab alkalosis metabolik atau alkalosis respiratorik; ingatlah bahwa kompensasi ginjal dan pernafasan jarang memulihkan pH kembali normal, sehingga jika ditemukan pH yang normal meskipun ada perubahan dalam PaCO2 dan HCO3 mungkin ada gangguan campuran)
2. Perhatikan variable pernafasan (PaCO2 ) dan metabolik (HCO3) yang berhubungan dengan pH untuk mencoba mengetahui apakah gangguan primer bersifat respiratorik, metabolik atau campuran (PaCO2 normal, meningkat atau menurun; HCO3 normal, meningkat atau menurun; pada gangguan asam basa sederhana, PaCO2 dan HCO3 selalu berubah dalam arah yang sama; penyimpangan dari HCO3 dan PaCO2 dalam arah yang berlawanan menunjukkan adanya gangguan asam basa campuran).
3. Langkah berikutnya mencakup menentukan apakah kompensasi telah terjadi (hal ini dilakukan dengan melihat nilai selain gangguan primer, jika nilai bergerak yang sama dengan nilai primer, kompensasi sedang berjalan).
4. Buat penafsiran tahap akhir (gangguan asam basa sederhana, gangguan asam basa campuran)
 Rentang nilai normal
pH : 7, 35-7, 45 TCO2 : 23-27 mmol/L
PCO2 : 35-45 mmHg BE : 0 ± 2 mEq/L
PO2 : 80-100 mmHg saturasi O2 : 95 % atau lebih
HCO3 : 22-26 mEq/L

Klasifikasi gangguan asam basa primer dan terkompensasi:
1. Normal bila tekanan CO2 40 mmHg dan pH 7,4. Jumlah CO2 yang diproduksi dapat dikeluarkan melalui ventilasi.
2. Alkalosis respiratorik. Bila tekanan CO2 kurang dari 30 mmHg dan perubahan pH, seluruhnya tergantung pada penurunan tekanan CO2 di mana mekanisme kompensasi ginjal belum terlibat, dan perubahan ventilasi baru terjadi. Bikarbonat dan base excess dalam batas normal karena ginjal belum cukup waktu untuk melakukan kompensasi. Kesakitan dan kelelahan merupakan penyebab terbanyak terjadinya alkalosis respiratorik pada anak sakit kritis.
3. Asidosis respiratorik. Peningkatan tekanan CO2 lebih dari normal akibat hipoventilasi dan dikatakan akut bila peninggian tekanan CO2 disertai penurunan pH. Misalnya, pada intoksikasi obat, blokade neuromuskuler, atau gangguan SSP. Dikatakan kronis bila ventilasi yang tidak adekuat disertai dengan nilai pH dalam batas normal, seperti pada bronkopulmonari displasia, penyakit neuromuskuler, dan gangguan elektrolit berat.
4. Asidosis metabolik yang tak terkompensasi. Tekanan CO2 dalam batas normal dan pH di bawah 7,30. Merupakan keadaan kritis yang memerlukan intervensi dengan perbaikan ventilasi dan koreksi dengan bikarbonat.
5. Asidosis metabolik terkompensasi. Tekanan CO2 < 30 mmHg dan pH 7,30--7,40. Asidosis metabolik telah terkompensasi dengan perbaikan ventilasi.
6. Alkalosis metabolik tak terkompensasi. Sistem ventilasi gagal melakukan kompensasi terhadap alkalosis metabolik ditandai dengan tekanan CO2 dalam batas normal dan pH lebih dari 7,50 misalnya pasien stenosis pilorik dengan muntah lama.
7. Alkalosis metabolik terkompensasi sebagian. Ventilasi yang tidak adekuat serta pH lebih dari 7,50.
8. Hipoksemia yang tidak terkoreksi. Tekanan oksigen kurang dari 60 mmHg walau telah diberikan oksigen yang adekuat
9. Hipoksemia terkoreksi. Pemberian O2 dapat mengoreksi hipoksemia yang ada sehingga normal.
10. Hipoksemia dengan koreksi berlebihan. Jika pemberian oksigen dapat meningkatkan tekanan oksigen melebihi normal. Keadaan ini berbahaya pada bayi karena dapat menimbulkan retinopati of prematurity, peningkatan aliran darah paru, atau keracunan oksigen. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan yang lain seperti konsumsi dan distribusi oksigen.

C. Tujuan
 Menilai tingkat keseimbangan asam dan basa
 Mengetahui kondisi fungsi pernafasan dan kardiovaskuler
 Menilai kondisi fungsi metabolisme tubuh

D. Indikasi
 Pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik
 Pasien deangan edema pulmo
 Pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS)
 Infark miokard
 Pneumonia
 Klien syok
 Post pembedahan coronary arteri baypass
 Resusitasi cardiac arrest
 Klien dengan perubahan status respiratori
 Anestesi yang terlalu lama

E. Lokasi pungsi arteri
 Arteri radialis dan arteri ulnaris (sebelumnya dilakukan allen’s test)
 Arteri brakialis
 Arteri femoralis
 Arteri tibialis posterior
 Arteri dorsalis pedis
Arteri femoralis atau brakialis sebaiknya tidak digunakan jika masih ada alternatif lain, karena tidak mempunyai sirkulasi kolateral yang cukup untuk mengatasi bila terjadi spasme atau trombosis. Sedangkan arteri temporalis atau axillaris sebaiknya tidak digunakan karena adanya risiko emboli otak.

Contoh allen’s test:
Cara allen’s test:
Minta klien untuk mengepalkan tangan dengan kuat, berikan tekanan langsung pada arteri radialis dan ulnaris, minta klien untuk membuka tangannya, lepaskan tekanan pada arteri, observasi warna jari-jari, ibu jari dan tangan. Jari-jari dan tangan harus memerah dalam 15 detik, warna merah menunjukkan test allen’s positif. Apabila tekanan dilepas, tangan tetap pucat, menunjukkan test allen’s negatif. Jika pemeriksaan negatif, hindarkan tangan tersebut dan periksa tangan yang lain.

F. Komplikasi
 Apabila jarum sampai menebus periosteum tulang akan menimbulkan nyeri
 Perdarahan
 Cidera syaraf
 Spasme arteri

G. Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan AGD
 Gelembung udara
Tekanan oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam sampel darah maka ia cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen sampel darah kurang dari 158 mmHg, maka hasilnya akan meningkat.
 Antikoagulan
Antikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung. Pemberian heparin yang berlebihan akan menurunkan tekanan CO2, sedangkan pH tidak terpengaruh karena efek penurunan CO2 terhadap pH dihambat oleh keasaman heparin.
 Metabolisme
Sampel darah masih merupakan jaringan yang hidup. Sebagai jaringan hidup, ia membutuhkan oksigen dan menghasilkan CO2. Oleh karena itu, sebaiknya sampel diperiksa dalam 20 menit setelah pengambilan. Jika sampel tidak langsung diperiksa, dapat disimpan dalam kamar pendingin beberapa jam.

 Suhu
Ada hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang menyebabkan tingginya PO2 dan PCO2. Nilai pH akan mengikuti perubahan PCO2.
Nilai pH darah yang abnormal disebut asidosis atau alkalosis sedangkan nilai PCO2 yang abnormal terjadi pada keadaan hipo atau hiperventilasi. Hubungan antara tekanan dan saturasi oksigen merupakan faktor yang penting pada nilai oksigenasi darah

H. Hal-hal yang perlu diperhatikan
 Tindakan pungsi arteri harus dilakukan oleh perawat yang sudah terlatih
 Spuit yang digunakan untuk mengambil darah sebelumnya diberi heparin untuk mencegah darah membeku
 Kaji ambang nyeri klien, apabila klien tidak mampu menoleransi nyeri, berikan anestesi lokal
 Bila menggunakan arteri radialis, lakukan test allent untuk mengetahui kepatenan arteri
 Untuk memastikan apakah yang keluar darah vena atau darah arteri, lihat darah yang keluar, apabila keluar sendiri tanpa kita tarik berarti darah arteri
 Apabila darah sudah berhasil diambil, goyangkan spuit sehingga darah tercampur rata dan tidak membeku
 Lakukan penekanan yang lama pada bekas area insersi (aliran arteri lebih deras daripada vena)
 Keluarkan udara dari spuit jika sudah berhasil mengambil darah dan tutup ujung jarum dengan karet atau gabus
 Ukur tanda vital (terutama suhu) sebelum darah diambil
 Segera kirim ke laboratorium ( sito )

I. Persiapan pasien
 Jelaskan prosedur dan tujuan dari tindakan yang dilakukan
 Jelaskan bahwa dalam prosedur pengambilan akan menimbulkan rasa sakit
 Jelaskan komplikasi yang mungkin timbul
 Jelaskan tentang allen’s test

J. Persiapan alat
 Spuit 2 ml atau 3ml dengan jarum ukuran 22 atau 25 (untuk anak-anak) dan nomor 20 atau 21 untuk dewasa
 Heparin
 Yodium-povidin
 Penutup jarum (gabus atau karet)
 Kasa steril
 Kapas alkohol
 Plester dan gunting
 Pengalas
 Handuk kecil
 Sarung tangan sekali pakai
 Obat anestesi lokal jika dibutuhkan
 Wadah berisi es
 Kertas label untuk nama
 Thermometer
 Bengkok

I. Prosedur kerja
1. Baca status dan data klien untuk memastikan pengambilan AGD
2. Cek alat-alat yang akan digunakan
3. Cuci tangan
4. Beri salam dan panggil klien sesuai dengan namanya
5. Perkenalkan nama perawat
6. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien
7. Jelaskan tujuan tindakan yang dilakukan
8. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
9. Tanyakan keluhan klien saat ini
10. Jaga privasi klien
11. Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur klien
12. Posisikan klien dengan nyaman
13. Pakai sarung tangan sekali pakai
14. Palpasi arteri radialis
15. Lakukan allen’s test
16. Hiperekstensikan pergelangan tangan klien di atas gulungan handuk
17. Raba kembali arteri radialis dan palpasi pulsasi yang paling keras dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
18. Desinfeksi area yang akan dipungsi menggunakan yodium-povidin, kemudian diusap dengan kapas alkohol
19. Berikan anestesi lokal jika perlu
20. Bilas spuit ukuran 3 ml dengan sedikit heparin 1000 U/ml dan kemudian kosongkan spuit, biarkan heparin berada dalam jarum dan spuit
21. Sambil mempalpasi arteri, masukkan jarum dengan sudut 45 ° sambil menstabilkan arteri klien dengan tangan yang lain
22. Observasi adanya pulsasi (denyutan) aliran darah masuk spuit (apabila darah tidak bisa naik sendiri, kemungkinan pungsi mengenai vena)
23. Ambil darah 1 sampai 2 ml
24. Tarik spuit dari arteri, tekan bekas pungsi dengan menggunakan kasa 5-10 menit
25. Buang udara yang berada dalam spuit, sumbat spuit dengan gabus atau karet
26. Putar-putar spuit sehingga darah bercampur dengan heparin
27. Tempatkan spuit di antara es yang sudah dipecah
28. Ukur suhu dan pernafasan klien
29. Beri label pada spesimen yang berisi nama, suhu, konsentrasi oksigen yang digunakan klien jika kilen menggunakan terapi oksigen
30. Kirim segera darah ke laboratorium
31. Beri plester dan kasa jika area bekas tusukan sudah tidak mengeluarkan darah (untuk klien yang mendapat terapi antikoagulan, penekanan membutuhkan waktu yang lama)
32. Bereskan alat yang telah digunakan, lepas sarung tangan
33. Cuci tangan
34. Kaji respon klien setelah pengambilan AGD
35. Berikan reinforcement positif pada klien
36. Buat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
37. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
38. Dokumentasikan di dalam catatan keperawatan waktu pemeriksaan AGD, dari sebelah mana darah diambil dan respon klien
1 komentar
PANKREAS
DR. ARI

Anatomi
 Terletak retroperitoneal melintang di abdomen bagian atas dengan panjang ± 25 cm, dan berat 120 g
 Terdiri dari:
 Caput
 Leher
 Corpus
 Cauda
 Proc uncinatus (bag caput yg menonjol ke bwh)
 Caput
o Meliputi v.cava setinggi L2
o Bagian posterior bertetangga dengan ginjal kanan, v.renalis, gl.adrenalis
o Bagian lat berelasi ke bagian medial dari duodenum
 Ductus biliaris communis masuk dari bagian atas dan belakang dari caput pankreas dan bermuara ke bagian kedua dari duodenum

 Aliran darah:
o A.coeliaca, A.mesenterica sup dan cabang-cabang a.pancreaticoduodenalis memberi darah untuk caput
o A.pancreatico dorsal memberi darah untuk leher dan corpus
o A.pancreatico caidalis memberi darah untuk cauda
 Jalannya vena mengikuti arteri dan bermuara ke vena porta
 Getah bening berhubungan langsung antara jaringan getah bening pankreas dengan ductus thoracicus  merupakan rute utama insulin (masuk ke duct.thoracicus)
 Tahun 1903  OPTE  ada saluran bersama:
Ductus pankreas dan ductus biliaris communis  refluks dari empedu masuk ke dalam duct pancreaticus  terjadi pancreatitis (fatal) akibatnya enzym keluar karena trauma, enzimnya memakan semua  fatal
 Autopsi : 70 – 80% memperkuat penemuan OPTE

 Banyak variasi antara:
1. Duct Santorini
2. Duct Wirsungi
 Umumnya duct.santorini < Duct wirsungi
 Duct santorini mengairi bagian atas caput pankreas
 Persarafan
1. Saraf-saraf simpatis
2. Cabang-cabang N.vagus
 Nyeri oleh caput pankreas menyebar ke paramedia kanan
Nyeri oleh corpus pankreas menyebar ke epigastrik
Nyeri oleh cauda pankreas menyebar ke seluruh abdomen kiri
 Pancreatitis acuta: menyebar ke abdomen bagian atas dan ke lumbal atas  seperti ikat pinggang

Secara Mikroskopis
 Ada 2 fungsi pankreas:
1. Eksokrin  fungsi sama seperti kelenjar ludah
2. Endokrin, terdiri dari 3 jenis sel:
a. α cell
o memproduksi glukagon
 meningkatkan glukagon
 menurunkan kadar glukosa
 Hyperglycemic factor
o sel bulat dg dinding tipis
b. β cell
o memproduksi insulin
o Hypoglycemic factor
o bertentangan dengan sel α
 menurunkan glukagon
 meningkatkan glukosa
c. ∂ cell – belum diketahui
 Ketiga macam sel ini terdapat di pulau-pulau langerhans: ± 200 rb – 2 juta sel
 Bagian corpus dan cauda memiliki pulau langerhans lebih banyak dibanding caput

Fisiologis
 Endokrin β cell  menghasilkan insulin
α cell  menghasilkan glukagon
 Eksokrin
o Terdapat ± 9 enzim, jg ikut membentuk protein
o Mengandung banyak elektrolit
o Menghasilkan bikarbonat (menetralisir asam lambung yang masuk ke duodenum)
 Ada 3 hormon untuk menstimulasi sekresi pankreas:
1. Sekretin
Dihasilkan oleh duodenum dan merangsang pengeluaran bikarbonat
2. Pancreozymin
Dihasilkan oleh duodenum dan mungkin juga oleh jejunum dan anthrum di lambung
Makanan yang masuk akan merangsang sel-sel duodenum mengeluarkan pancreozymin  merangsang pankreas
3. Gastrin
Merangsang asam lambung dan pankreas
Terdapat gastrin I dan II
 Hormon yang lain adalah Cholecystokinin – menyebabkan relaksasi sphincter pankreas dan ductus choledochus

TRAUMA PANKREAS
 Walaupun letak terlindung, ternyata sering juga terkena trauma dengan mortalitas dan morbiditas yang cukup tinggi
 Trauma tembus
o Luka tembak, luka tusuk
o Diagnosa sering terlambat  tunggu gejala pancreatitis terjadi
 Trauma tumpul
o Krn trauma di daerah epigastrium
o Misalnya o.k olahraga, kecelakaan lalu lintas
o Nyeri abdomen atas
o Timbul ileus paralitic, meteorismus, distensi abdomen
o Jika dibiarkan lama-lama nyeri abdomen menyeluruh, leukositosis, serum amilose meningkat  mula-mula normal lalu meninggi sekali setelah 24 – 36 jam
o Parasintesis  tusuk 4 kuadran, periksa cairan peritoneum  biasanya mengandung amilase >>, berwarna merah (<)
Infeksi pankreas
 Pancreatitis acuta(Fitz, 1889)
o Radang dari parenkim pankreas disebabkan oleh aktivasi dari enzim tripsinogen menjadi tripsin, tripsin mengadakan self digastion (mencerna kelenjarnya sendiri)
o Terjadi oleh karena inflamasi (pendapat lain)  akibat dari lolosnya enzim-enzim pankreas yang aktif masuk ke jaringan interstitiel
o 2 jenis infeksi (btk PA)
 Acute oedematous pancreatitis
Ditemukan edema yang hebat dari kelenjar sekitar
 Pancreatitis haemorrhagica
Lebih hebar dari yang acute, terdapat jaringan nekrotis dari jaringan pankreas disertai perdarahan ke dalam kelenjar dan ke dalam rongga retroperitoneal
o Etiologi:
 Batu saluran empedu
 Alkoholism
 Hiperlipidemia familia  kolesterol, TG ↑
 Hiperparatiroidism
 Parotisis acuta (mumps)
o Lab:
 Leukositosis
 Amilase serum ↑↑  dlm beberapa hari dapat mencapai 1000 u/ 100 cc
 Amilase urin ↑↑ dan amilase peritoneum ↑↑ (dalam darah lebih cepat ↓)
 Loewi’s Test  pancreatitis 2 – 4 hari  tetes adrenalin  tergantung konjungtiva  midriasis
 Glukosuria
 Protrombin serum
 Ht ↑
 Ro dan CT-Scan
o Therapy
 Ggn pernapasan  intubasi, pasien bernpasa dengan respirator
 Periksa kadar Ca (Ca darah < 75 mg/ 100 cc – prognosa buruk)
 NGT  isap cairan lambung (asam jangan masuk ke duodenum
 Analgetik
 Intravenous glukagon dan Trasylol
 Pancreatitis Pseudocyst
o Etiologi
 2 % pancreatitis acuta terdapat cyst yang penuh terisi enzim
• Kista ini ada dalam pankreas/ dekat pankreas
• Kista dikelilingi oleh capsul peritoneum yang meradang dan organ-organ (lambung, mesocolon, liver, diaphragma)
 Obstruksi ductus pancreaticus
 Trauma
o Pada umumnya kista single (1) dan 15%  multiple
o Bila kista dibiarkan akan ruptur (5%)  peritonitis kimiawi menyebabkan kematian
o Komplikasi lain
 Infeksi
 Perdarahan
o Therapy
 Pembedahan
• Eksisi  kecil
• Drainase  besar
 Abses Pancreatitis
o Tertumpuknya jaringan nekrotik pankreas + pus  terjadi karena panreatitis
o Therapy: operasi; buka (supaya isi masuk ke dalam usus/ hisap keluar)
 Pancreatitis Chronica
o Karena alkoholism
o Gejala: nyeri persisten pada epigastrium sampai punggung
o Pasiennya sering mengalami keadaan DM, Steathore, Malnutrisi
o Pada Foto: kalsifikasi ± 50%
o Therapy dengan pembedahan
 Dibuka abses
 Direseksi/ dibuang pankreasnya (sebagian)  cauda (tidak banyak fungsi dalam pembentukan enzim dan hormon)

Tumor pankreas
 Adenocarcinoma
o Terbanyak pada usia 40 – 60 tahun
o 2/3 terdapat pada caput
o Sering sudah metastase waktu diperiksa
o Prognose jelek
 Tumor-tumor kelenjar endokrin
o Insulinoma
 Neoplasma dari sel beta mengakibatkan hiperinsulinisme
 80% soliter (benign)
 10% maligna
 10% multiple benign adenoma
 Whipple Triad:
1. Hipoglikemi; flashing blood sugar/ kadar gula puasa < 50 mg/ 100 cc
2. Gejala hilang setelah intravenous glukosa
3. Plasma insulin per berbanding dengan glukosa darah > 0,3
o Pancreatic Cholerase
 = WDNA Syndrome
 Diare seperti air
 Hipokalemia (K+ ↓)
 Achloremia (tidak ada asam)
 Timbul krn pankreas memproduksi vasoaktif intestinal polipeptida (VIP)
o Glukagonoma
 Dermatitis
 Necrosis
 BB ↓
 Anemia
 Stomatitis
 Diabetes
 Kadar glukagon ↑↑
 Umumnya ganas/maligna
 Therapy: reseksi
o Somatostatinoma
 Diare
 DM
0 komentar
Proses Sistem Pernapasan/Respirasi Pada Manusia/Orang - Belajar Biologi Online
Thu, 31/01/2008 - 3:43am — godam64
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
1. Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
2. Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.


Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan dua cara pernapasan, yaitu :
1. Respirasi / Pernapasan Dada
- Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut
- Tulang rusuk terangkat ke atas
- Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara masuk ke dalam badan.
2. Respirasi / Pernapasan Perut
- Otot difragma pada perut mengalami kontraksi
- Diafragma datar
- Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru.
Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara.
Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg dengan 19 cc oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air raksa dengan 12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc di mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida / CO2. CO2 yang dihasilkan akan keluar dari jaringan menuju paruparu dengan bantuan darah.
Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia :
1. Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 ---> H2CO3 ---> H2 + CO2
2. Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 ---> HbO2
3. Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2 ---> Hb + O2
4. Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O ---> H2 + CO2

0 komentar
Proses Sistem Pernapasan/Respirasi Pada Manusia/Orang - Belajar Biologi Online
Thu, 31/01/2008 - 3:43am — godam64
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
1. Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
2. Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.


Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan dua cara pernapasan, yaitu :
1. Respirasi / Pernapasan Dada
- Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut
- Tulang rusuk terangkat ke atas
- Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara masuk ke dalam badan.
2. Respirasi / Pernapasan Perut
- Otot difragma pada perut mengalami kontraksi
- Diafragma datar
- Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru.
Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara.
Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg dengan 19 cc oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air raksa dengan 12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc di mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida / CO2. CO2 yang dihasilkan akan keluar dari jaringan menuju paruparu dengan bantuan darah.
Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia :
1. Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 ---> H2CO3 ---> H2 + CO2
2. Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 ---> HbO2
3. Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2 ---> Hb + O2
4. Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O ---> H2 + CO2

0 komentar
Setelah lahir , kehidupan wanita dibagi dalam beberapa masa yaitu :
-Masa Bayi
-Masa kanak – kanak
-Masa Pubertas
-Masa Reproduksi
-Masa Klimakterium
-Masa Senium
Masing-masing masa mempunyai kekhususan krn ggn pd setiap masa tsb mempunyai kekhasan.
#####
Masa Bayi
- Pd waktu bayi lahir cukup bulan , pembentukan genetelia interna sudah selesai
- Jlh follikel primordial dlm kedua ovarium tlh lengkap yaitu 750000 butir dan tidak bertambah lagi.
- Pd mgg I & II kehidupan didunia luar masih mengalami pengaruh Estrogen, wkt hamil tubuh janin –> plasenta , krn itu uterus baru lahir agak lebih besar daripada anak kecil
- Estrogen menimbulkan pembengkakan payudara pada bayi wanita maupun laki-laki selama 10 hari


- kdg-kdg disertai sekresi cairan seperti air susu
- 10 – 15 % bayi wanita dpt timbul perdarahan pervaginam dlm mgg pertama
- pd wkt lahir perbandingan servik dan korpus uteri 1 ; 1 krn hipertrofi korpus akibat pengaruh hormon estrogen
- setelah pengaruh estrogen hilang perbandingan menjadi 2 ; 1
- pd pubertas dgn pengaruh estrogen yg dihasilkan sendiri 1 ; 2
#####
Masa Kanak – Kanak
- Yg khas ialah perangsangan oleh hormon kelamin sangat kecil krn kadar estrogen & hormon gonadotropin menurun
- Alat-alat genetalia dlm masa ini tdk memperlihatkan pertumbuhan yg berarti sampai pubertas
- Pengaruh Hipofisis tu terlihat dalam pertumbuhan badan
Gangguan masa kanak-kanak
- Aglutinasi labia minora mungkin sdh terjadi pd masa bayi tetapi seringkali baru ditemukan pd masa kanak-kanak:
-labium minus kanan melekat pd labium minus kiri
-sulit kencing
- Terapi dgn sonde , 2 bibir yg melekat dpt dipisahkan ? bekas perlengketan diberi salep yg mengandung estrogen
#####
Masa Pubertas
- Merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa
- Dapat dikatakan awal berfungsinya Ovarium
- Pubertas berakhir pd saat ovarium sdh berfungsi dgn mantap dan teratur
- secara klinis :
- timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder
- wanita umur 8 – 14 thn dan berlangsung ± selama 4 tahun
- Awal pubertas dipengaruhi oleh bangsa, iklim, gizi, dan kebudayaan
- kejadian yg penting : pertumbuhan badan yg cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, menarche, dan perubahan psikis
- penyebab primer mulainya pubertas belum diketahui
- yg dik ialah ovarium mulai berfungsi dibwh pengaruh hormon Gonadotropin dr Hifofisis yg dikeluarkan atas pengaruh releasing faktor dr Hiphothalamus
- dlm ovarium folikel mulai tumbuh dan walaupun folikel-folikel tdk sampai menjadi matang krn sebelumnya mengalami atresia namun folikel-folikel tsb sdh sanggup mengeluarkan estrogen
Gangguan Dalam Masa Pubertas
Pubertas Dini ( Pubertas Prekoks )
- Hormon Gonadotropin diproduksi sblm anak berumur 8 thn, hormon ini merangsang ovarium, sehingga ciri-ciri kelamin sekunder timbul, menarche dan kemampuan reproduksi terdapat sebelum waktunya
- Pubertas dini kalau ciri-ciri sekunder timbul sebelum umur 8 thn atau kalau sdh ada haid sblm umur 10 thn
- dlm kepustakaan dikabarkan ada anak berumur 5thn 8 bln –> melahirkan bayi
- pengobatan dpt dicoba dgn pemberiaan MPA ( Medroksi Progesteron Acetat ) 100 mg IM tiap 14 hr –> utk mencegah haid
Pubertas Tarda
- Pubertas terlambat jika gejala-gejala pubertas baru datang antara umur 14 – 16 tahun
- Disebabkan oleh faktor :Herediter, Ggn kesehatan, Kekurangan gizi
Perdarahan Dalam Masa Pubertas
- Perdarahan banyak pd wanita usia 12 – 20 thn disebut Perdarahan Juvenil ( Juvenile Bleeding )
- terapi konservatif medikamentosa, mis : Progesteron spti Norethisteron (Primolut N) 3 X 5 mg per hari atau Norethinodrel ( 2 X 10 mg / hr )
- obat terus diberikan utk 3 mgg, biarpun perdarahan sudah berhenti
- jika pengobatan medikamentosa tdk menolong dan perdarahan banyak terpaksa dilakukan kuretase
#####
Masa Reproduksi
- Masa yg penting bagi wanita dan berlangsung ± 33 thn
- terjadi ovulasi ± 450 kali, berdarah selama 1800 hr
#####
Klimakterium dan Menapause
Pengertian klimakterium, menapause, dan senium berbeda-beda
Definisi :
1. Klimakterium (bahasa Yunani = tangga) merupakan masa peralihan antara masa reproduksi & masa senium
2. Menapause adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir
Bgn klimakterium sblm menapause disebut pramenapause dan sesudah disebut pascamenapause
3. Senium adalah masa sesudah pascamenapause ketika tercapai keseimbangan baru dalam kehidupan wanita, sehingga tdk ada lagi ggn vegetatif maupun psikis
Klimakterium
- bukan suatu keadaan patologik melainkan suatu masa peralihan yg normal, berlangsung bbrp tahun sebelum dan ssdh menapause
- sulit menentukan awal dan akhir klimakterium, mulai ± 6 thn sblm menapause berdasarkan keadaan endokrinologi ( kadar estrogen menurun dan hormon gonadotropin meningkat ) dan ada gejala klinis
-Klimakterium berakhir ± 6 – 7 thn sesudah menapause, pada saat ini kadar estrogen menurun= senium
- dgn demikian lamanya klimakterium ± 13 thn
- dasarnya klimakterium disebabkan kurang bereaksinya ovarium thdp rangsangan hormon krn ovarium menjadi tua
- proses menjadi tua sesudah umur 40 thn , siklus haid 25 % tdk disertai ovulasi jadi bersifat Anovulatoar
- penurunan produksi estrogen dan kenaikan hormon gonadotropin
- pd wanita ini terjadi perubahan-perubahan tertentu dpt menimbulkan ggn ringan atau berat
- terjadi atropi alat-alat genital dimana ovarium menjadi kecil dari berat 10 – 12 gr pd wanita dlm masa reproduktif, menjadi 4 gr
- uterus juga lambat laun mengecil dan endometrium mengalami atrofi , biarpun demikian uterus masih tetap dpt bereaksi terhadap estrogen, pemberian estrogen dr luar yg diikuti dgn penghentiannya dpt menimbulkan withdrawal bleeding
- epitel vagina juga menipis –> atropi selaput lendir vagina
- mammae mulai menjadi lembek, proses ini berlangsung terus menerus dalam senium
Gangguan pada Klimakterium
-Klimakterium dan menapause merupakan hal-hal yg khas bagi manusia
-perdarahan dalam klimakterium
-kelainan haid sering terjadi pd menapause
-dpt bersifat oligomenoroe atau polimenoroe (ggn siklus)
-dpt banyaknya darah wkt haid berupa hipomenoroe atau hipermenoroe, yg paling mengganggu ialah metroraghia
-metroragia disebabkan oleh tidak lagi teraturnya ovulasi dlm menapause , maka siklus sering anovulatoar yg dpt menimbulkan PUD
-endometrium yg dipengaruhi oleh estrogen tanpa pengaruh progesteron –> gambaran hiperplasia glandularis sistika ( paling sering terjadi )
-perlu dilakukan kuretase diagnostik
-metroragia dlm pramenapause disebabkan 77 % oleh PUD , 17,7 % polip dan mioma, dan 5,2 % oleh endometrium apabila perdarahan terjadi sesudah menapause, 50 % disebabkan oleh carcinoma
-Terapi –> perdarahan berlebihan yaitu : kuretase
Gangguan Neurovegetatif dan Ggn Psikis
- Irritabilitas, kecemasan, depresi, insomnia, vertigo, palpitasi jantung, rasa panas tu pada bagian badan atas, berkeringat banyak
Penanggulangan
- Dapat dicoba dgn penerangan,obat penenang
- Tapi jika keluhan berat disamping usaha diatas diberikan hormonal (Estrogen)
Beberapa kelainan kontra indikasi pemberian Estrogen:
1. Riwayat penyakit Trombo Emboli
2. Riwayat penyakit Hepar
3. D M
4. Hipertensi
5. Fibromioma uteri
6. CA jenis apapun
Penyakit – penyakit lain
- Artropatia, peny. Jantung koroner, mastitis
Menapause
- Haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir
- dignosis dibuat setelah amenorhoe ± 1 tahun
- dipengaruhi oleh : keturunan, kesehatan umum, dan pola hidup
- ada hub dgn menarche, makin dini menarche terjadi maka makin lambat menapause timbul dan sebaliknya
- menapause artifisial krn operasi atau radiasi umumnya menimbulkan keluhan yg lebih banyak dibandingkan dgn menapause alamiah
#####
Senium
- Pd senium telah tercapai keadaan keseimbangan hormonal yg baru sehingga tdk ada lagi ggn vegetatif maupun psikis
- yg mencolok dlm masa ini ialah kemunduran alat-alat tubuh dan kemampuan fisik yg mengalami proses ketuaan
Gangguan Senium
- Atropi alat – alat genetalia & jaringan sekitarnya
- meningkatnya proses katabolisme protein –> jaringan yg banyak dipengaruhi ialah tulang, otot, dan kulit
seperti : osteoporosis, atrofi mukosa vagina, uretritis dan sistitis

Kamis, Januari 15, 2009

prosedur irigasi teLinga

0 komentar
Prosedur Irigasi Telinga

Tujuan : membersihkan liang telinga luar dari nanah, serumen, dan benda
– benda asing.

Prosedur pelaksanaan :
Alat dan bahan :
1. Baki berisi alat – alat yang steril :
a. Mangkok kecil berisi cairan dengan suhu 37o c.
b. Semprit telinga.
c. Pinset telinga.
d. Corong telinga.
e. Pemilin telinga.
f. Pengail telinga.



2. Baki berisi alat – alat yang tidak steril :
a. Bengkok 1 buah.
b. Perlak dan alasnya.
c. Lampu spiritus.
d. Lampu kepala.
e. Kapas dalam tempatnya.
3. Ember kotoran.

Cara kerja :
1. Beritahu tindakan apa yang akan dilakukan kepada klien.
2. Klien diberitahu dalam posisi duduk. Bila klien adalah anak kecil, harus di pangku sambil dipegang kepalanya.
3. Perlak dan alasnya dipasang pada bahu dibawah telinga yang akan dibersihkan.
4. Pasang lampu kepala.
5. Perawat cuci tangan.
6. Bersihkan kotoran telinga dengan kapas, memakai pemilin kapas yang telah di flamber terlebih dahulu.
7. Berikan bengkok pada pasien dan minta kerjasama pasien untuk memegang bengkok dengan posisi di bawah telinga.
8. Hisaplah cairan dengan menggunakan semprit dan keluarkan udara dari semprit.
9. Tariklah daun telinga klien ke atas kemudian ke belakang dan dengan tangan yang lain perawat memancarkan cairan ke dinding atas dari liang telinga. (Penyemprotan cairan harus perlahan – lahan dan tepat ditujukan ke dinding atas liang telinga.)
10. Jika sudah bersih, keringkan daun telinga dengan kapas yang telah dipilin dan di flamber.
11. Lihat atau periksa kembali liang telinga klien apakah sudah bersih atau belum dengan menggunakan corong telinga.
12. Perawat cuci tangan.
13. Bersihkan alat – alat.
14. Tulis hasil dalam catatan keperawatan.
a. Macam cairan dan suhu
b. Warna dan banyaknya cairan yang keluar.
c. Keadaan umum klien.

Bahaya :
a. Infeksi
b. Pecahnya gendang telinga.

Kontra indikasi :
a. Sesudah operasi.
b. Bila ada pendarahan pada telinga.

Perhatian !!
Apabila perawatan ini tidak berhasil, misalnya karena serumen keras dan besar, laporkan pada dokter. Biasanya akan diberikan obat tetes telinga. Kemudian setelah 3 hari perawatan irigasi diulang kembali.


Obat – obat yang berhubungan dengan irigasi telinga :
1. Obat – obat ototoksik
a. Diuretic :
- Asam etakrinik
- Furosemid
- Asetazolamid
b. Obat kemoterapi :
- Sisplatin
- Nitrogen mustard
c. Antimalaria :
- Quinine
- Kloroquin
d. Obat anti – imflamasi :
- Salisilat (aspirin)
- Indometasin
e. Bahan kimia :
- Alcohol
- Arsenic
f. Antibiotika Aminoglikosida :
- Amikasin
- Gentamisin
- Kanamisin
- Netilmisin
- Neomisin
- Streptomisin
- Tobramisin
g. Antibiotika lain :
- Eritromisin
- Mikrosiklin
- Polimiksin
- Vankomisin
h. Logam berat :
- Emas, Air raksa, timbale.

Jumat, Januari 02, 2009

PendidiKan sekS pada anak

0 komentar
PENDIDIKAN SEX PADA ANAK
BY HERLINA, S.kep

1. Bayi ( usia 0-12 bulan)
Kebutuhan seksual :
Megeneralisasikan sensasi tubuh yang menyenangkan. Meskipun berfokus pada kebutuhan oral, bayi mendapatkan kesenangan fisik digendong, ditimang, diayun & menghisap.

Tugas Orang tua :
• Memenuhi kebutuhan sensasi per oral ( ASI )
• Memberikan stimulasi taktil
2. Todler ( usia 1-3 th )
Kebutuhan seksual : Sensasi menyenangkan berhubungan dengan fungsi ekskretori, anak mengeksplorasi tubuh secara aktif.

Peran orang tua : Membantu anak mencapai kontinensia tanpa kontrol yang terlalu ketat atau overpermissive


3. Pra Sekekolah ( 3-6 tahun).
Fokus tubuh : genital
Tugas perkembangan : peningkatan kesadaran akan organ seks dan minatnya dalam seksualitas.
Krisis perkembangan :
• Oedipus & elektra kompleks.
• Ketakutan gangguan tubuh.
• Prasarat identitas laki-laki dan perempuan dari orang tua jenis kelamin sama
 Usia 5 tahun
• Permainan seks Kurang
• Anak sopan
• Tampak kurang terbuka
• Tertarik darimana datangnya bayi
• Menyadari organ seks pada orang dewasa
 Usia 6 tahun
• Permainan seks ringan, dengan peningkatan ekshibionisme
• Investigasi seks mutual
4. Anak Usia Sekolah ( 6-12 Tahun)
Tugas perkembangan: Integrasi dari pengalaman dan reaksi seksual yang lalu.
Krisis perkembangan : makin banyak laporan tentang masalah seksual praremaja , yang dimulai ssaat kira-kira berusia 10 tahun.

Peran orang tua: Peran utama dalam pendidikan anak tentang aturan dan norma yang mengatur perilaku seksual dan seksualitas dan dalama mempemngaruhi perilaku spesifik umur.

Karakteristik spesifik umur
 Umur 7 tahun :
• Minat untuk seks menurun dan kurang eksplorasi
• Perhatian kepada lawan jenis meningkat dimulai dengan perasaan “cinta” anak laki-laki perempuan
 Usia 8 tahun
• Perhatian seksual tinggi
• Peningkatan kegiatan seperti mengintip
• Menceritakan lelucon cabul
• Ingin menambah informasi seksual tentang kelahiran dan hubungan seksual
• Pada anak perempuan: peningkatan perhatian terhadap menstruasi.
 Umur 9 tahun:
• Peningkatan diskusi dengan teman sebaya tentang topik seksual
• Memisahkan jenis kelamin dalam aktifitas permainan
• Menghubungkan diri dengan proses reproduksi
• Kesadaran diri tentang perlindungan seksual
• Minat berkencan dan berhubungan dengan lawan jenis pada sejumlah anak
 Umur 10 tahun
• Minat pada tubuh dan penampilan diri meningkat
• Banyak anak mulai berkencan dan berhubungan dengan lawan jenis dalam aktifitas kelompok dan pasangan.
 Umur 11-13 tahun
• Khawatir tentang penampilannya
• Tekanan sosial agar tampak langsing dan menarik merupakan sumber stress
• Gambaran keliru tentang hubungan seks dan kehamilan banyak terdapat pada anak-anak
5. Remaja
• Aktifitas fisik berat, Permainan cenderung dimainkan dengan pengelompokan jenis kelamin
• Timbul hubungan hetroseksual, meletakan dasar bagi hubungan intim jangka panjang
• Terbentuk persahabatan yang kuat dan akrab
• Memakai fantasi untuk membayangkan pertemuan dan hubungan seksual Mempertinggi seksualitas dengan berfokus pada aktifitas stereotipiklaki-laki dan perempuan seperti mengebut dengan mobil, memakai pakaian”seksi”, angkat beban.
• Novel percintaan menjadi populer di remaja putri.
• Aktifitas belanja dan berlama-lama di mall meningkat.

Peran orang tua : Dapat timbul konflik dengan orangtua, terutama sehubungan dengan kebutuhan remaja akan kebebasan. Orang tua berpengaruh, secara sadar maupun tidak sadar dalam adaptasi dan penggunaan nilai-nilai serta kepercayaan dalam membuat keputusan.


Konsep TumbuH KembAng anak

0 komentar
KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK
BY HERLINA, S.Kep

Interaksi dimensi
• Tumbuh : peningkatan jumlah dan ukuran sel
• Perkembangan : perubahan dan perluasan secara bertahap
• Maturasi : Peningkatan kompetensi dan adaptasi
• Differensiasi : sel-sel sec sistematis membentuk tugas dan karakteristik fisikal, kemikal sec spesifik

Pola-pola Tumbang
1. directional trend
• Cephalocaudal (head to tail)
• Proxcimo distal (near to far)
• diferentiation
2. Sequential trends
• Tahap-tahap dapat diprediksi
3. Developmental phase
• Lefel tahap-tahap pertumbuhan sebelum dan sesusah lahir
4. Periode sensitive



Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbang :
1. Biologis :
 Genetik
 Hormon
 Kimia
 Maturasi
 Teratogen
2. Psikologis : kasih sayang dan kesatuan
 Kepercayaan dasar
 Frekuensi ibu mendengar anak
3. Faktor sosial : sistem keluarga dan model ekologi

Periode pertumbuhan – Usia
 Prenatal periode
 Infancy periode
 Early childhood
 Midle childhood
 Later childhood

Tahap – tahap pertumbuhan
 Usia 4-7 bln BB 2 X BBL
 Usia 12 Bln BB 3 x BBl
 Usia 2.5 th BB 4x BBL
 Pra sekolah BB bertambah 2-3 kg/th
 Sekolah BB bertambah 2-3 Kg/th
 Remaja perempuan BB b+ 7-25 Kg
 Remaja laki-laki BB b+ 7-30 Kg
 < 6 bln TB bertambah 2.5 cm
 6-12bl B+ 1.25 cm (50%PBL)
 Tahun kedua bertambah 12 cm. Perkiraan TB adult 2 x Tb pada usia 2 thn
 Tahun ketiga bertambah 6-8 cm
 Pada usia 13 tahun = 3 x panjang lahir

Intelektual
 Sensori motor ( lahir – 2 th )
reflek primer
 Pre operational (2-7th)
• Konsep waktu
• Perspektif egosentris
• Representatif moral thd objek dan orang
 Concrete operational ( 7 – 11 th )
• Abstrak & simbolik
• Alternatif pemecahan
• dapat melacak urutan kejadian kembali ke awal
• Konsep dulu, sekarang, yang akan datang
• Konsep tinggi, volume, berat
 Formal operational ( 11 – 15 th )
• Mempertimbangkan pandangan lain
• Berpikir tdk dibatasi kadaan aktual
• Orientasi altruistik (kejujuran & keadilan)
• Sistem nilai sendiri
• Kesimpulan deduktif & induktif

Psikososial
 Trust VS Mistrust (lahir – 1 th)
• Interaksi pemberi asuhan
 Autonomi VS Shame and Doub ( 1-3th)
• Tugas perkembangan: belajar asertif
• Ortu- agen pensosialisasi peran dasarnkonduksi
 Initiative VS Guilt (3-6th)
• Perkembangan hati nurani
• Peran or-tu – supervisi & pengarahan
 Insdustry VS Inferiority ( 6-12 th )
• Tugas perkembangan – mengembangkan rasa adekuat terhadap kemampuan dan kompetensi pd saat ada kesempatan
• Krisis perkembangan – rasa tdk percaya diri
• Peran ortu – figur kurang bermakna, grup lebih dominan
 Identity and repusition VS Confusition (12-18th)
• Tugas perkembangan- keyakinan unik diri sendiri
• Krisis- difusi peran
• Peran ortu – dapat konflik

Psikoseksual
 Oral-sensori ( lahir – 1 thn )
• Berfokus pada tubuh – mulut,
• tugas perkembangan – gratifikasi kebutuhan dasar(mak,kehangatan, kenyamanan )
• Ketrampilan koping umum : mengisap, menangis,dll sbg resdpon iritan
• Kebut seksual: menggenaralisasi sensasi tubuh
• Bermain – sdtimulasdi taktil
• Krisis perkembangan- penyapihan
 Anal – Uretral ( 1 – 3 th )
• Fokus tubuh – area anal
• Tugas perembangan – mengatur defekasi dan urinasi
• Krisis perkembangan – toilet training
• Kebutuhan seksual – sensasi menyenangkan fungsi ekretori
• Bermain - sering bermain dengan eksreta (feses)
• Peran ortu – membantu kontinensia tanpa kontrol ketat
 Phalic – Locomotion ( 3 – 6 th)
• Fokus tubuh- genital
• Tugas perkembangan – kesadaran organ dan minat seks
• Bermain peran
 Latency ( 6-12 th )
• Fokus tubuh – masalah seksual mjd < disadari
• Tugas perkembangan – integrasi pengalaman dan reaksi seksual masa lalu
• Krisis perembangan – mshl seksual
• Peran or-tu pendidikan aturan dan norma
 Genetaly (12 – 18 th)

Kepribadian
Perkembangan moral dimulai pada usiatodler
 Preconventional
 Konsep tentang benar –salah terbatas
 Anak menirukan sikap dan praktek keagamaan
 Convensional (usia sekolah)
 Pengertian moralitas anak ditentukan oleh aturan dan tata tertib dari luar
 Hubungan dan kontak dengan figur otoritas mempengaruhi bwnar – salah
 Pengertian benar – salah anak ketat dan kaku
 Pasca convensional
 Tidak secara universal dicapai oleh remaja
 dapat menerapkan ideal diri pada keadaan moral yang sulit
 Latency ( 6-12 th )
 Anak pra sekolah melihat aturan sebagai hal yang kaku
 Konsekuensi negatif dilihat sebagai hukuman kelakuan buruk
 Orang tua dilihat sebagai otoritas tertinggi untuk menetapkan benar-salah
 Mulai mendalami pengertian benar-salah
 Genetaly (12 – 18 th

ASkeP paDA Bayi PrematUr

1 komentar
Asuhan Keperawatan Pada BBLR
By. Herlina, S.Kep

Definisi
BBLR adalah bayi baru lahir dengan BB 2500 gram/ lebih rendah (WHO 1961)
Prematuritas murni: Masa Gestasi kurang dari 37 minggu dan Bbnya sesuai dengan masa gestasi.
Dismaturitas: BB bayi yang kurang dari BB seharusnya, tidak sesuai dengan masa gestasinya.

Gejala Klinis
• BB
• Pb
• Lingkar dada
• Lingkar kepala



Pem. Penunjang
• Analisa gas darah
• Komplikasi
• RDS
• Aspiksia

FAKTOR PENYEBAB
• Faktor ibu
• Faktor penyakit (toksemia gravidarum, trauma fisik dll)
• Faktor usia
• Keadaan sosial
• Faktor janin
• Hydroamnion
• Kehamilan multiple/ganda
• Kelainan kromosom
• Faktor Lingkungan
• Tempat tinggal didataran tinggi
• Radiasi
• Zat-zat beracun

Penatalaksanaan medis :
Pemberian vitamin K dan Pemberian O2

Pengkajian
Tanda-tanda anatomis
a. Kulit keriput, tipis, penuh lanugo pada dahi, pelipis, telinga dan lengan, lemak jaringan sedikit (tipis).
b. Kuku jari tangan dan kaki belum mencapai ujung jari
c. Pada bayi laki-laki testis belum turun.
d. Pada bayi perempuan labia mayora lebih menonjol

Tanda fisiologis
a. Gerakan bayi pasif dan tangis hanya merintih, walaupun lapar bayi tidak menangis, bayi lebih banyak tidur dan lebih malas.
b. Suhu tubuh mudah untuk menjadi hipotermi.
Penyebabnya adalah :
a) Pusat pengatur panas belum berfungsi dengan sempurna.
b) Kurangnya lemak pada jaringan subcutan akibatnya mempercepat terjadinya perubahan suhu.
c) Kurangnya mobilisasi sehingga produksi panas berkurang.

Diagnosa Keperawatan
1. Tidak efektifnya pola nafas b.d imaturitas fungsi paru dan neuromuskuler
2. Tidak efektifnya termoregulasi b.d imaturitas control dan pengatur suhu tubuh dan berkurangnya lemak sub cutan didalam tubuh.
3. Resiko infeksi b.d defisiensi pertahanan tubuh (imunologi).
4. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan tubuh dalam mencerna nutrisi (imaturitas saluran cerna).
5. Resiko gangguan integritas kulit b.d tipisnya jaringan kulit, imobilisasi.
6. Kecemasan orang tua b.d situasi krisis, kurang pengetahuan.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. Tidak efektifnya pola nafas b.d imaturitas fungsi paru dn neuro muscular.
Tujuan : Pola nafas efektif .
Kriteria Hasil :
RR 30-60 x/mnt¨ Sianosis (-)¨ Sesak (-)¨ Ronchi (-)¨ Whezing (-).

Rencana Keperawatan
1) Observasi pola Nafas.
2) Observasi frekuensi dan bunyi nafas
3) Observasi adanya sianosis.
4) Monitor dengan teliti hasil pemeriksaan gas darah.
5) Tempatkan kepala pada posisi hiperekstensi.
Beri O2 sesuai program dokter
6) Observasi respon bayi terhadap ventilator dan terapi O2.
7) Atur ventilasi ruangan tempat perawatan klien.
8) Kolaborasi dengan tenaga medis lainnya.

2. Tidak efektifnya termoregulasi b.d imaturitas control dan pengatur suhu dan berkurangnya lemak subcutan didalam tubuh.
Tujuan : Suhu tubuh kembali normal.
Kriteria Hasil :¨ Suhu 36-37 C.¨ Kulit hangat.¨ Sianosis (-)¨ Ekstremitas hangat,

Rencana Keperawatan
1) Observasi tanda-tanda vital.
2) Tempatkan bayi pada incubator.
3) Awasi dan atur control temperature dalam incubator sesuai kebutuhan.
4) Monitor tanda-tanda Hipertermi.
5) Hindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh.
6) Ganti pakaian setiap basah.
7) Observasi adanya sianosis.

3. Resiko infeksi b.d defisiensi pertahanan tubuh (imunologi).
Tujuan : Infeksi tidak terjadi.
Kriteria Hasil :¨ Suhu 36-37 C¨ Tidak ada tanda-tanda infeksi.¨ Leukosit 5.000 - 10.000.
Rencana Keperawatan
1) Kaji tanda-tanda infeksi.
2) Isolasi bayi dengan bayi lain.
3) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi.
4) Gunakan masker setiap kontak dengan bayi.
5) Cegah kontak dengan orang yang terinfeksi.
6) Pastikan semua perawatan yang kontak dengan bayi dalam keadaan bersih/steril.
7) Kolaborasi dengan dokter.
8) Berikan antibiotic sesuai program.

4. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan mencerna nutrisi (Imaturitas saluran cerna).
Tujuan : Nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil :¨ Reflek hisap dan menelan baik¨ Muntah (-)¨ Kembung (-)¨ BAB lancar¨ Berat badan meningkat 15 gr/hr¨ Turgor elastis.

Rencana Keperawatan
1) Observasi intake dan output.
2) Observasi reflek hisap dan menelan.
3) Beri minum sesuai .
4) Pasang NGT bila reflekprogram menghisap dan menelan tidak ada.
5) Monitor tanda-tanda intoleransi terhadap nutrisi parenteral.
6) Kaji kesiapan untuk pemberian nutrisi enteral
7) Kaji kesiapan ibu untuk menyusu.
8) Timbang BB setiap hari.

5. Resiko gangguan integritas kulit b.d tipisnya jaringan kulit, imobilisasi.
Tujuan : Gangguan integritas kulit tidak terjadi.
Kriteria hasil :¨ Suhu 36,5-37 C¨ Tidak ada lecet atau kemerahan pada kulit.¨ Tanda-tanda infeksi (-)

Rencana Keperawatan
1) Observasi vital sign.
2) Observasi tekstur dan warna kulit.
3) Lakukan tindakan secara aseptic dan antiseptic.
4) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi.
5) Jaga kebersihan kulit bayi.
6) Ganti pakaian setiap basah.
7) Jaga kebersihan tempat tidur.
8) Lakukan mobilisasi tiap 2 jam.
9) Monitor suhu dalam incubator.
6. Kecemasan orang tua b.d kurang pengetahuan orang tua dan kondisi krisis.
Tujuan : Cemas berkurang
Kriteria hasil : Orang tua tampak tenang, Orang tua tidak bertanya-tanya lagi. Orang tua berpartisipasi dalam proses perawatan.

Rencana Keperawatan
1) Kaji tingkat pengetahuan orang tua
2) Beri penjelasan tentang keadaan bayinya.
3) Libatkan keluarga dalam perawatan bayinya.
4) Berikan support dan reinforcement atas apa yang dapat dicapai oleh orang tua.
5) Latih orang tua tentang cara-cara perawatan bayi dirumah sebelum bayi pulang.

askeP Jantung

0 komentar
ASKEP JANTUNG

PENGKAJIAN

Hal yang perlu dikaji
• Riwayat perkawinan, misalnya anak tersebut diinginkan atau tidak untuk mengetahui kemungkinan minum obat-obatan / ramuan untuk menggugurkan kandungan.
• Riwayat kehamilan, yaitu penyakit yang pernah diderita yang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin spt hipertensi, DM, Rubella. Khususnya bila terserang pada trimester I.
• Penyakit keturunan.
• Merokok selama hamil.
• Apakah ayah atau ibu menderita penyakit kelamin misal syphilis.
• Sebelum hamil ikut KB atau tidak, KB yang pernah digunakan.
• Obat-obatan yang diminum selama hamil

Gejala yang timbul :
• Sesak nafas atau dispnea
• Palpitasi.
• Kehilangan kesadaran yang tiba-tiba akibat penurunan aliran darah ke otak
• Edema
• Cyanosis
• Bayi malas minum



1. Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan cardiac output.
Tujuan: Gangguan perfusi jaringan teratasi dalam waktu 3×24 jam.
Kriteria hasil :
- RR 30-60 x/mnt
- Nadi 120-140 x/mnt.
- Suhu 36,5-37 C
- Sianosis (-), Ekstremitas hangat

1. Observasi frekwensi dan bunyi jantung
2. Observasi adanya sianosis.
3. Beri oksigen sesuai kebutuhan
4. Kaji kesadaran bayi
5. Observasi TTV.
6. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy.

2. Inefektif pola nafas b.d akumulasi secret.
Tujuan: Pola nafas efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan 1×24 jam. Kriteria hasil :
- RR 30-60 x/mnt
- Sianosis (-)
- Sesak (-)
- Ronchi (-)
- Whezing (-)
1. Observasi pola nafas
2. Observasi frekuensi dan bunyi nafas
3. Tempatkan kepala pada posisi hiperekstensi
4. Observasi adanya sianosis.
5. Lakukan suction
6. Monitor dengan teliti hasil pemeriksaan gas darah.
7. Beri O2 sesuai program
8. Atur ventilasi ruangan tempat perawatan klien.
9. Observasi respon bayi terhadap ventilator dan terapi O2.
10. Kolaborasi dengan tenaga medis lainnya.

3. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake yang tidak adekuat.
Tujuan: Kebutuhan nutrisi terpenuhi setelah 3×24 Jam.
Kriteria hasil :
- Tidak terjadi penurunan BB>15%
- Muntah (-)
- Bayi dapat minum dengan baik.

1. Observasi intake dan output
2. Observasi reflek menghisap dan menelan bayi.
3. Kaji adanya sianosis pada saat bayi minum.
4. Pasang NGT bila diperlukan.
5. Beri nutrisi sesuai kebutuhan bayi
6. Timbang BB tiap hari.
7. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy.
8. Kolaborasi dengan tim gizi untuk pemberian diit bayi.

4. Kecemasan ortu b.d kurang pengetahuan tentang kondisi bayinya.
Tujuan: Kecemasan berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 1×24 jam.
Kriteria hasil :
- Orang tua mengerti tujuan yang dilakukan dalam pengobatan therapy.
- Orangtua tampak tenang.
- Orang tua berpartisipasi dalam pengobatan.

1. Jelaskan tentang kondisi bayi.
2. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan penjelasan tentang penyakit dan tindakan yang akan dilakukan berkaitan dengan penyakit yang diderita bayi.
3. Libatkan orangtua dalam perawatan bayi.
4. Berikan support mental
5. Berikan reinforcement atas pengertian orangtua.

5. Resiko infeksi tali pusat b.d invasi kuman patogen.
Tujuan: Infeksi tali pusat tidak terjadi dalam waktu 3×24 jam.
Kriteria hail :
- Suhu 36-37 C
- Tali pusat kering dan tidak berbau.
- Tidak ada tanda – tanda infeksi pada tali pusat.
1. Lakukan tehnik aceptic dan antiseptic pada saat memotong tali pusat.
2. Jaga kebersihan daerah tali pusat dan sekitarnya.
3. Mandikan bayi dengan air bersih dan hangat.
4. Observasi adanya perdarahan pada tali pusat.
5. Cuci tali pusat dengan sabun dan segera keringkan bila tali pusat kotor atau terkena feses.
6. Observasi suhu bayi.


sistem rEproDukSi waniTa

0 komentar
System Reproduksi Wanita
P.J.Soehandono,dr.SpPA

Riwayat singkat kehidupan alat reproduksi wanita
1. Alat reproduksi wanita terdiri dari :
a. Alat reproduksi interna
b. Alat reproduksi eksterna
2. Perkembangannya akan terhenti sementara sampai saat awal masa pubertas
3. Mulai dari awal pubertas akan berkembang setelah dipengaruhi oleh hormon gonadotropik yang dikeluarkan olah hipofise
4. Akibat pengaruh gonadotropic hormon maka alat reproduksi akan mengalami deferensiasi dengan kulminasi sewaktu menarche.(haid pertama)
5. Selama masa subur, haid berlangsung setiap 28 hari dan berhenti sewaktu hamil
6. Haid akan berhenti sama sekali pada waktu menopouse
Komposisi
1. Dua Ovarium
2. Dua Tuba Ovarii
3. Uterus (Corpus / Fundus / Serviks)
4. Genetalia eksterna



Ovarium
A. Korteks
B. Medulla
C. Regulasi hormonal pada fungsi Ovarium

A. Korteks Ovarium
a. Folikel Ovarium
b. Ovulasi
c. Corpus Luteum
d. Corpus Albicans
e. Folikel Atretik

a. Folikel Ovarium
1. Folikel Primordial
• Merupakan Oocyt Primer
• Dilapisi sel folikuler tipis (sel skuamosa) saling melekat dengan desmosome
• Dibagian luar dikelilingi oleh stroma
• Inti berada dalam fase profase meiosis I
• Sitoplasma mengandung RER, Mitokondria, Golgi, Ribosome bebas,
2. Folikel Primer
• Oocyt dilapisi oleh epitel folikuler selapis kubis (Folikel primer unilameler)
• Bila berkembang terus akan dilapisi oleh beberapa lapis (Folikular primer multilameler) àsaat ini sel folikuler disebut sel granulosa
• Saat ini pula muncul substansi amorf disebut Zona pellucida yang diproduksi oleh Oocyt
• Zona pellucida memisahkan Oocyt dengan sel granulosa
• Zona pellucida terdiri atas 3 macam glycoprotein (Zp1, Zp2, Zp3)
• Microvilli Oocyt dan filopodi sel folikuler saling kontak menembus zona pellucida membentuk “gap junction”untuk komunikasi Oocyt & luar
• Sel stroma berubah menjadi theca interna dan theca eksterna.
• Theca interna mempunyai ultrastruktur sebagai sel penghasil steroid, dalam sitoplasmanya banyak mengandung droplet lipid dan banyak SER serta krista mitokondria tubuler. Menghasilkan androstenedion yang masuk kedalam sel granulosa dan dirobah menjadi estradiol
• Theca ekterna merupakan jaringan ikat fibrotik
3. Folikel sekunder
• Oocyt dilapis lapisan Zona pellucida yang tebal dan beberapa lapis sel granulosa
• Proliferasi sel granulosa berlansung terus atas rangsangan FSH
• Diantara sel granulosa terisi oleh liquor folikuli
• Liquor folikuli merupakan eksudat plasma mengandung glycosaminoglicans, steroid binding protein, progesteron, estradiol, inhibin, folikulostatin dan activin, yang mengatur release LH dan FSH. Selanjutnya FSH terus merangsang sel granulosa untuk produksi Estrogen & reseptor untuk LH
• Dengan timbulnya liquor folikuli maka disebut Folikel sekunder.
• Liquor folikuli bergabung membentuk rongga besar disebut Antrum
• Dengan demikian sekarang Oocyt dikelilingi oleh sel granulosa selapis disebut Corona radiata menonjol kedalam lumen antrum tetapi masih menempel dengan dinding folikel melalui kelompokan sel granulosa disebut Cumulus oophorus
• Setelah sampai pada taraf perkembangan ini, maka kebanyakan folikel akan atretik tetapi tidak seluruh sel granulosa mengalami degenerasi; sisanya akan membentuk kelenjar interstisial dan memproduksi androgen sampai masa menopouse. Beberapa folikel sekunder akan berkembang menjadi folikel matur
4. Folikel matur (de Graaf)
• Sel granulosa yang membatasi folikel disebut membrana granulosa.
• Pembentukan liquor folikuli berlangsung terus menyebabkan Oocyt dikelilingi oleh Corona radiata yang melekat dengan membrana granulosa melalui Cumulus oophorus dengan liquor folikuli yang cukup banyak.
• Comulus oophorus mengandung Oocyte primer,Zona pelucida, Corona radiata, sel filikuler (sel granulosa yang berhubungan,
b. Ovulasi
• Pada hari ke 14 siklus menstruasi produksi estrogen oleh folikel memuncak à feedback information ke Hipofise à produksi FSH medadak stop àLH mendadak dikeluarkan oleh Hipofise
• Selanjutnya dikelurkanya LH akan meningkatkan aliran darah pada theca externa, plasma darah keluar àedema; histamin,prostaglandin dan colagenase akan dikeluarkan disekitar folikel de Graaf.

• Penambahan LH akan mengakibatkan:
a. Terjadi pembelahan meiotik pertama dan terbentuklah Oocyt sekunder serta polar body pertama.
b. Oocyt sekunder yang terbentuk selanjutnya memasuki proses meiotic kedua dan tehenti pada fase metafase.
c. Oocyt dan sel granulosa yang melekat (Cumulus oophorus) akan terovulasi.
d. Sisa folikel de graaf akan berobah menjadi corpus hemorargikum dan corpus luteum.
e. Ditempat akan terjadinya ovulasi, sesaat sebelum ovulasi, akan menonjol disebut Stigma yang avaskuler sehingga mudah robek dan terjadi ovulasi.
f. Selanjutnya Oocyt dan sel sel granulosa yang melekat akan tersedot masuk kedalam infundibulum. Bila dalam 24 jam tidak ada fertilisasi àdegenerasi
c. Corpus luteum
• Setelah ovulasi dan ovum keluar, maka folikel akan kolaps dan perdarahan yang ada, mengubahnya menjadi Corpus hemorrargikum
• Karena pengaruh LH maka corpus hemorargikum berubah menjadi corpus luteum sementara yang dilapisi oleh Granulosa lutein sel ( modifikasi sel granulosa)
• dan Theca lutein cells (modifikasi sel theca eksterna)
• Granulosa lutein cells (dibagian dalam dan merupakan 80 % populasi corpus luteum) memproduksi progesteron dan merubah androgen yang diproduksi theca lutein cells menjadi estrogen
• Progesteron dan estrogen àmenghambat produksi LH dan FSH. Tidak adanya FSH mencegah maturasi folikel àmencegah Ovulasi berikutnya. Tidak adanya LH àdegradasi Corpus luteum menjadi Corpus Luteum menstruasi.Apabila terjadi kehamilan akan terbentuh HCG oleh plasenta àCorpus Luteum menjadi Corpus Luteum kehamilan berlangsung sekitar 3 bulan.
d. CorpusAlbicans
Ruang bekas Folikel ovarium mula-mula akan menjadi corpus luteum baik c.l.menstruasi atau c.l kehamilan akan diinvasi oleh jaringan ikat disebut Corpus albicans dan akan berada dalam ovarium sebagai jaringan parut ; akan tetap tinggal disitu sampai diresorbsi.
e. Folikel Atretik
• Apabila sudah terjadi Ovulasi, maka Folikel berikut yang sudah mature akan mengalami penyusutan (atrofi) àFolikel atretik
• Tidak semua folikel akan mengalami ovulasi tetapi menjadi folikel atretik.
• Hanya sekitar 01-02 % menjadi mature dan mengalami ovulasi.
B. Medulla Ovarium
• Didalamnya terdapat Sel interstisial (pada hewan kadang – kadang membentuk kelenjar interstisial dan memproduksi estogen); pada manusia banyak yang mengalami involusi selama menstruasi pertama àtidak terlalu berfungsi.
• Ditemukan pula sel Hilus mengandung substansi seperti sel Leydig dan menghasilkan androgen
C. Regulasi hormonal pada fungsi Ovarium
1. GnRH
2. FSH.
3. LH.
4. Folikulostatin,Inhibin,Activin
5. Progesteron, Estrogen
6. Androgen
7. Relaxin

FSH dan LH
• FSH menstimuli pertumbuhan Folikel primordial menjadi Folikel mature (Graffian folicles)
• Primordial folikel adalah Oocyt dilapisi oleh sel folikel tipis (suportive dan pemberi nutrisi)
• Folikel primer adalah Oocyt dilapisi oleh beberapa lapis sel folikel bentuk kuboid
• Folikel sekunder adalah Oocyt dilapisi oleh beberapa lapis sel kuboidal (sel granulosa) dan sudah mulai muncul antrum. Terbentuk akibat melekatnya FSH pada reseptor khusus pada sel granulosa dan menstimulinya
• Folikel de Graaf (folikel mature) adalah Oocyt dilapisi oleh corona radiata, cumulus oophorous disertai theca (interna dan eksterna) yang sudah berkembang baik
• FSH juga merangsang sel theca interna untuk memproduksi androgen yang selanjutnya dirobah menjadi estrogen oleh sel granulosa.
• Sel granulosa juga memproduksi Inhibin, folliostatin dan activin yang ikut mengatur keluarnya FSH.
• Meningkatnya estrogen dan hormon lain yang diproduksi sel granulosa merangsang gonadotropik releasing hormon hipotalamus pada hipofise anterior dan LH diproduksi; setelah memuncak, maka produksi FSH dihambat melalui 2 jalur, langsung ke hipofise anterior atau melalui hipotalamus (kira-kira menjelang hari ke 14 siklus haid 28 hari)
• Meningkatnya LH àOvulasi, Oocyt sekunder pada fase metaphase dikelilingi oleh corona radiata terlempar keluar dan ditangkap oleh fimbriae tuba Falopii.
• Sel granulosa dan sel theca interna yang tertinggal (mempunyai reseptor LH) àberubah menjadi corpus Luteum
• Sel granulosa berubah menjadi sel granulosa lutein dan sel theca interna berubah menjadi sel theca lutein. Keduanya menghasilkan progesteron.
• Inhibin, folliostatin dan activin memberikan reaksi umpan balik àFSH keluar.
• Meningkatnya LH secara mendadak merangsang Oocyt primer melalukan dan melengkapi proses Meiosis I menjadi Oocyt sekunder dan memasuki proses Meiosis II yang berhenti pada fase metaphase dan setelah fertilisasi proses Meiosis II diteruskan menjadi lengkap.
• Meningkatnya LH àOvulasi dimulai dan Oocyt sekunder dikelilingi corona radiata terlempar keluar dan diterima oleh fimbriae tuba ovarii.
• Sel granulosa dan sel theca yang tertinggal mempunyai reseptor LH dan berubah menjadi sel granulosa lutein dan sel theca lutein, keduanya menghasilkan progesteron.
• Setelah ovulasi, maka inhibin, folliostatin dan activin tetap diproduksi oleh corpus luteum dan memberikan balik terhadap keluarnya FSH
• Bila tidak terjadi fertilisasi maka corpus luteum akan tetap bekerja kira-kira 14 hari dan selanjutnya berubah menjadi corpus luteum menstruasi.
• Bila fertilisasi dan implantasi terjadi maka corpus luteum akan membesar dan berubah menjadi corpus luteum kehamilan dan akan tetap bekerja walaupun selanjutnya plasenta yang bertanggung jawab memelihara keseimbangan hormonal.
• Progesteron merangsang perkembangan endometrium uterus dan menhambat sekresi LH
• LH akan drastis menurun dan corpus luteum mengalami degenerasi.
• Bila terjadi kehamilan HCG yang diproduksi plasenta akan memelihara corpus luteum kehamilan pada awal kehamilan dan tetap memproduksi progesteron.
• Pada kehamilan ke 4 kontrol hormonal diambil alih oleh plasenta.
• Plasenta juga memproduksi hormon relaxin berguna untuk melunakkan fibrokartilago simfisis pubis àmemudahkan partus.

Tuba Fallopii

1. Dibagi menjadi 4 bagian:
• Infundibulum dan Fimbriae
• Ampula
• Isthmus
• Regio intramural
2. Dindingnya ada 3 lapis: Mukosa, lamina propria,muscularis dan serosa
3. Mukosa melipat longitudinal; paling menonjol pada ampula.
4. Dilapisi oleh epitel selapis kolumner; yang paling tinggi pada infundibulum dan terendah pada tuba mendekati uterus
5. Terdiri atas 2 macam sel, Peg cells dan Ciliated cells
6. Peg cells mensekresi zat yang berguna memberikan fasilitas capacitation kepada spermatozoa sehingga mampu membuahi ovum dan sekaligus memberikan nutrisi dan proteksi kepada embryo pada perkembangan awal. Disamping itu sekresi peg cells bersama dengan aliran cairan menuju uterus mencegah mikroorganisme menuju ke ovarium àrongga peritoneum.
7. Ciliated cells mendorong ovum, Zigote (kalau ada) dan sekresi peg cells menuju uterus.
8. lamina propria merupakan jaringan ikat longgar mengandung fibroblast, mast cells, sel limphoid, collagen dan serabut retikulin.
9. Lapisan otot terdiri atas otot polos tersusun sirkuler didalam dan longitudinal diluar.
10. Lapisan serosa dilapisi oleh epitel selapis pipih. Diantara serosa dan lapisan otot banyak mengandung pembuluh darah dan syaraf otonom. Karena banyak vaskularisasinya dan sewaktu otot polos kontraksi àbendungan vena àtuba dan fimbria melekat pada ovarium waktu ovulasi. Kontraksi otot dan gerakan silia àOvum tersedot masuk kedalam tuba àmenuju uterus.

Uterus
A. Corpus dan Fundus
B. Serviks
C. Siklus menstruasi
D. Fertilisasi
E. Implantasi
F. Pertumbuhan Plasenta.

Corpus dan fundus
1. Endometrium
• Merupakan mukosa yang melapisi lumen uterus
• Permukaanya dilapisi oleh epitel selapis columnar bersilia dan tidak bersilia tetapi bersekresi
• Lamina propria padat dengan stelate – shape cells dengan jaringan ikat kolagen tidak teratur. Disamping tersebut diatas lamina propria juga mengandung makrofag, leukosit dan banyak serabut retikuler.
• Didalam lamina propria banyak mengandung kelenjar simple-branched tubuler dilapisi oleh epitel menyerupai epitel permukaan tetapi tidak bersilia.
• Endometrium terdiri atas 2 lapis Stratum fungsionalis dan basalis.
• Stratum fungsionalis banyak vaskularisasinya, berasal dari arcuate artery à straigh artery à helical artery terkelupas waktu menstruasi.
• Stratum basalis. Mengandung jaringan ikat dan sebagian (sisa) kelenjarnya berproliferasi menggantikan stratum fungsionalis yang terkelupas.
2. Myometrium.
• Dilapisi oleh 3 lapis otot polos, Longitudinal dalam, sirkuler tengah dan longitudinal luar.
• Myometrium bagian tengah kaya vaskuler

A. Corpus dan Fundus
a. Endometrium
b. Myometrium
c. Serosa dan Adventitia
a. Endometrium
• Stratum fungsionale.
• Stratum basale
• Arteria arcuata
• Coiled helical arteries
• Straigh artery
• Simple-branch tubular gland
a. Endometrium
• Mukosa yang melapisi cavum uteri
• Permukaan luarnya dilapisisi oleh epitel columnar selapis sebagian bersekresi sebagian tidak bersekresi tetapi bersilia.
• Lamina propria mengandung stellate-shaped cells tesusun padat, ma
b. Myometrium
• Otot polos tersusun longitudinal, sirkuler
• Arteri / vena arcuata.
• Pngaruh Oxitocin
• Corticotropic hormon àprostaglandin
c. Serosa dan Adventitia
• Mesotel
• Jaringan ikat tanpa penutup sel epitel
B. Serviks
• Endoservis àEpitel kolumnar bersekresi
• EktoserviksàEpitel gepeng berlapis tanpa lapisan tanduk
• Kelenjar endoserviksàbersekresi disekitar Ovulasiàmemudahkan sperma masuk.
• Waktu hamil sekresi > kental (pengaruh progesteron)à membentuk “plugmencegah sperma masuk
• Serviks
• Waktu partus, corpus luteum mengeluarkan relaxin menginduce lisis kolagen pada dinding serviksàserviks mudah dilatasi.
C. Siklus menstruasi
a. Fase menstruasi
b. Fase proliferasi(folikular)
c. Ovulasi
d. Fase sekresi (luteal)

a. Fase menstruasi
• Hari ke 1 s/d hari ke 4.
• Terjadi akibat tidak terjadi fertilisasi.
• Hari ke 1 –14 corpus Luteum tidak berfungsi àprogesteron dan estrogen berkurang.
• Beberapa hari sbelum menstruasi lapisan fungsional kekurangan darah karena artri helikal konstriksi
b. Fase Proliferasi (Folikular)
• Dimulaai pada akhir perdarahan haid
• Dinding endometrium yang menjadi tipis akibat tercabik sewaktu perdarahan haid menebal dari 1 mm atau lebih menjadi 2 mm atau lebih, seiring dengan proliferasi sisa kelenjar yang ada akibat rangsangan estrogen yang diproduksi oleh folikel yang berkembang
• Arteri ulir tumbuh kedalam jaringan endometrium yang sedang berkembang tetapi tidak ditemukan pada1/3 permukaan endometrium
• Lamina propria juga berkembang berasal dati sisa stroma yang ada yang mengadakan proliferasi
c. Fase skresi (luteal)
• Fase ini terjadi akibat rangsangan progesteron yang dihasilkan oleh korpus luteum yang timbul setelah ovulasi terjadi
• Endometrium menebal menjadi sekitar 4 mm akibat hipertrofi kelenjar dan peningkatan cairan penyembab lamina propria.
• Penebalam endometrium dapat dibagi menjadi 3 bagian sbb:
a. lapis pejal (pada permukaan), sangat tipis berisi kelenjar lurus dikelilingi lamina propria yang sembab
b. lapis spongiosaa,mengandung kelenjar yang berkelok-kelok dikelilingi lamina proria yang sangat sembab. Lapis pejal dan spongiosa bersama sama disebut lapis spongiosa yang terlepas waktu haid
c. Lapisan paling dalam, Lapis basal mengandung ujung buntu kelenjar. Lapis ini tidak terkelupas sewaktu haid


D. Ovulasi
Peristiwa terjadinya pelepasan ovum dari ovarium akibat rangsangan Luteinizing hormon (LH)
E. Fertilisasi, Implantasi dan Perkembangan Placeta
a. Fertilisasi.
b. Implantasi
c. Perkembangan Plasenta
a. Fertilisasi
• Oocyt bersama Corona radiata terlepas dari Ovarium tersedot oleh tuba; dan dalam perjalanannya mendapatkan nutrisi dari “peg cells”dari dinding tuba
• Fertilisasi terjadi biasanya dalam Ampula. Oligosakarida khusus (melekat pada protein Zona pelusida), melekat dengan reseptor protein pada caput sperma
• Perlekatan tersebut menimbulkan reaksi acrosome yang memungkinkan inti sperma dapat masuk kedalam Oocyt.
• Selanjutnya akan terjadi reaksi kortical berupa pelepasan isi granula kortikal dalam sitoplasma Oocyt kedalam rongga perivitalin dan merusak reseptor sperma à sperma berikutnya tidak dapat masuk.
b. Implantasi
• Zygote àmorula àblastula à masuk kedalam dinding uterus
• Masuk karena adanya sel trofoblas
c. Pertumbuhan Plasenta (tembuni)
• Pada minggu kee 16 korion frondosum telah berkembang baik, dan plasenta tumbuh selama kehamilan akibat penambahan villi chorealis
• Plasenta mempunyai bagian fetal dan bagian maternal.
a. Bagian fetal bagian ini terdiri dari lempeng korion dan villus yang muncul dari lempeng. Vilus bermukim dalam lakuna tempat lewat aliran darah ibu. Vilus dibagi menjadi vilus penambatan vilus kibar. Vilus penghambat terbentang dari lempeng khorion ke desidua basal dan melambai lambai di dalam lakuna. Semua vilus mirip-mirip dan dibagian tengahnya terdapat kapiler fetal yang dilapisi oleh endotel khusus. Sel besar dengan inti bulat (sel Hofner) terdapat disini dan bersifat fagosit. Vilus dilapisi oleh 2(dua) lapis epitel di sebelah dalam sel sitotrofoblat (sel Laenghans) dan disebelah luar sel Sinsio trofoblat beberapa lapis dengan batas sel tidak jelas.
b. Bagian maternal terdiri dari desi dua basalis

Vagina
• Mukosa, muscularis dan adventitia.
• Epitel gepeng berlapis tnapa tanduk
• Floraàlactic acid àpH asam

Genetalia eksterna
• Vulva
• Labia mayora
• Labia minora
• Vestibulum
• Clitoris, gland clitoris,erectile body

Kelenjar payudara
• Kelenjar Payudara istirahat.
• Kelenjar payudara aktif (lactating adenoma)
• Areola dan Putting susu
• Sekresi Payudara